Monday, August 19, 2013

Fanfict The legend of prince wind Chapter 3

http://sphotos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn2/q71/s720x720/1098181_688482914499368_1208486626_n.jpg 
Judul : The legend of prince wind
Chapter 3 :
Author : Kakashy Kyuuga
Disclsimer : Naruto punya om Masashi
Rate : T+
Genre : fantasy, adventure, hurt and romance.
Pairing : Naruhina,Sasusaku, Saino, bisa berubah tergantung cuaca hati author!

Di luar pagar perumahan bangsawan Uciha, Naruto merenggangkan tubuhnya yang letih. Setelah mendapatkan pelayanan yang lumayan baik meski lebih baik dari pelayanan ibunya, Naruto melanjutkan jalannya menuju pusat kota. Entah apa yang ingin dia lakukan di sana, dia sendiri tidak tahu.

Dia terus berjalan hingga hidungnya mencium aroma sedap yang mampu membuat dia melayang, aroma itu menuntunnya pada sebuah kedai ramen yang banyak pengunjungnya. Saat itu naruto yang kebetulan berpenampilan necis layaknya anak orang kaya pada umumnya (padahal dia pinjam bajunya Sasuke) asyik memperhatikan isi kedai.

Akhirnya seorang perempuan cantik bersurai coklat panjang dengan ikat kepala berwarna putih menyuruhnya masuk dan memilih tempat duduk. Dengan polosnya Naruto kecil yang tak bisa berpikir panjang itu pun mengikutinya.

Setelah memesan raman, naruto mulai menyantapnya. Sekali makan, wah enak juga. Dua kali makan, masih lapar. Tiga kali makan, tambah lagi. Hal itu terjadi terus menerus hingga tak dia sadari dia telah menghabiskan 10 porsi ramen.

Saat di mintai bayaran, naruto malah balas menatap tak mengerti. Sebagai gantinya, naruto di lempar di tempat pencucian piring.

“Kamu harus bekerja di sini sampai semua utangmu terlunasi!” kata pemilik kedai itu.
“Ta, tapi paman~~~~”

“Tidak, bisa! Lagaknya orang kaya, tau-taunya pengemis!”

Dan seperti itulah, akhir dari perjalanan Naruto di hari ini di kota yang tak pernah tidur itu.

Hal yang berbeda dengan Sasuke, pewaris terakhir dari kekayaan bangsawan Uciha. Setelah kejadian yang menimpanya dan Naruto, Sasuke lebih jadi pendiam, apa lagi setelah dia sadari kejadian itu bukanlah mimpi atau sebuah hipnotis. Dia semakin yakin setalah kejadian itu kakaknya tak pernah pulang atau ada kabar sedikit pun, kamar yang di tempati naruto adalah saksi dari peristiwa itu, peristiwa saat gerhana matahari. Saat segel kekuatan tertinggi saringan melemah.

Tapi apa hubungannya antara kekuatan itu dengan keluarganya? Kenapa mahluk-mahluk itu malah mengincar mereka? Ah, kepala kecil Sasuke seketika berdenyut setiap kali mencoba mencari jawaban atas semua misteri ini.

Sasuke berdiri di depan cermin, melihat tubuh mungilnya yang masih berusia 5 tahun. Dia lihat setiap inci bagian dirinya mencoba mengingat kenangan bersama keluarga yang telah pergi meninggallkannya sendiri. Sedih, memang itu yang dia rasakan saat ini. rumah yang sebesar ini semakin sunyi dengan kepergian kakaknya yang entah menghilang kemana.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa malam itu rumah kami di serang? Jika itu hanya mimpi tapi kenapa nii-chan menghilang?”

Akh! Sakit, kepalanya sakit memikirkan semua ini.

“Aku tak bisa terus bersamamu, ada saat dimana kau harus menghadapi hidup sendiri. Saat itu kau harus bisa bertahan, jadilah dirimu yang kau inginkan. Dengar apa yang hatimu katakan”

Sasuke teringat saat hari terakhir kakaknya melatihnya, mengajarinya sesuatu yang itachi katakan sebagai ilmu bertahan hidup turun temurun di keluarga bangsawan uchiha.

“Kau berkata seperti itu karena kau tahu semua ini akan terjadi, iyakan?”

“Akan ku beri tahu satu rahasia besar” kata-kata Itachi kembali terngiang di telinga Sasuke.

“Seburuk-buruknya seseorang, sejahat-jahatnya seseorang. Sebenarnya hatinya baik, karena hati seseorang itu selalu cenderung pada kebaikan”

“Apa maksudmu berkata begitu?” tanya Sasuke pada bayangan dirinya di cerminnya.
“Mengapa, kalian meninggalkan aku?” lagi dia mengeluarkan pertanyaan yang tak ada yang bisa menjawabnya.

Marah, benci, itulah perasaan yang merasuki hatinya saat ini. ingin rasanya dia lampiaskan perasaan marah dan bencinya.

Prang!

Suara cermin pecah karena pelampiasan amarah Sasuke, darah segar mengalir membasahi lantai kamarnya. Tiba-tiba punggung kirinya nyeri hingga membuat dia terduduk.

“Apa ini? tanda apa ini? sejak kapan tanda ini ada di punggungku?” tanya Sasuke tak habis mengerti dengan tanda yang entah sejak kapan muncul di punggung kirinya itu.

……………………………………..

Waktu terus berjalan, hari berganti, minggu kian bertambah, bulan silih berganti dan tahun terus menghilang dimakan waktu. Tapi orang yang terdekat tidak pernah berubah, meski Sasuke adalah seorang bangsawan, tampan memiliki charisma seorang pangeran, sifatnya yang dingin dan jarang tersenyum itu membuat para gadis-gadis seusianya maupun udah tua sekali pun tergila-gila padanya.

Bagaimana dengan Naruto? Anak ini, di usianya yang ke 10 tahun dia masih saja terlihat kumal. Bagaimana tidak, dia tidak punya waktu untuk mengurusi dirinya selain melayani tamu, mencuci piring dan mencari sayur bamboo di hutan yang terbilang seram dan terkenal dengan sebutan hutan terlarang.

Walaupun prbedaan diantara kedua sahabat itu sangat banyak tak membuat ikatan yang tak mereka sadari telah terikat itu makin erat.

“Woi, teme! Apa yang kau lamunkan pagi-pagi begini?” tanya Naruto seraya membawakan Sasuke semangkuk ramen.

Yah, saat ini sasuke tengah berada di kedai ramen, tempat naruto di sekap untuk membayar semua utangnya.

Sunyi,____. Krik, krik, krik!

“Sasuke, kau baik-baik saja?”

“Hn”

“Sudah ada kabar dari kakak mu?”

“Belum”

“Oh, yah. Kau mau ikut dengan ku? Aku akan pergi ke hutan mencari sayuran bambu” cerita Naruto berharap Sasuke tertarik.

“……”

“Ayolah, dari pada kau di sibukan dengan pelajaran kebangsawanmu yang merepotkan itu. Sebaiknya kau ikut dengan ku saja”

“……”
“TEME!”
Seketika perempatan tercipta di sela-sela surai hitam Sasuke, “Apa kau tak bisa diam sebentar! Aku sedang makan, DOBE!” teriak sasuke dengan aura membunuh.

“Eh, hehehe____. Gomen ne, Sasuke-chan~~~~” goda Naruto yan terlihat agak ke-uke-an! ‪#‎TIDAAAAAAAAAKKKKK‬!!!

“Eh, itu kan Sasuke. Si bungsu dari bangsawan Uciha” bisik-bisik tetangga mulai terdengar.

“Kyaaaa! Biarpun dia masih sepuluh tahun, dia terlihat tampan~~~”

“Hu um, apa lagi tatapan tajamnya itu. Ah, bisa membunuhku”

Naruto menatap tak mengerti pada sekelompok anak-anak gadis yang tak jauh dari meja mereka tengah berbisik-bisik ria menggosip tentang idola Konoha city yang baru itu.

“Ayo, kita pergi” kata Sasuke seraya berdiri.

“Eh? Pergi? Pergi kemana?” tanya Naruto balik bengong.

“Bukannya kau ingin pergi berburu sayur bamboo?” kata Sasuke yang mulai agak gak sabaran dengan ke-tulalitan- temannya ini.

“Astaga, aku lupa!” sahut naruto begitu dia kembali mengingatnya. “Paman! Aku pamit ke hutan!” teriak naruto seraya pamitan.

“Naruto, tunggu!” panggil pama pemilik kedai.

“Ada apa paman?” tanya Naruto.

“Jangan sampai terlalu dalam kau memasuki hutan, cukup di luarnya saja” tambah paman.

“Memangnya kenapa, paman? Kenapa kami tidak boleh ke dalam hutan?” tanya Naruto penasaran, sementara Sasuke dalam mode emonya memasang telinga tajam-tajam.

“Konon, banyak orang yang hilang setiap masuk ke dalam hutan itu dan mereka tak pernah di temukan. Katanya mereka di culik oleh siluman Kyuubi” cerita paman dengan wajah di buat horror.

“Ahahahaha~~~~” tawa Naruto meledak, paman pemilik kedai langsung mendeliknya. “Paman, itu karena mereka tidak tahu jalan pulang!” canda Naruto di sela tawanya.

“Terserah kau saja, Naruto. Tapi yang pastinya kau harus kembali dengan selamat tanpa lupa membawa sayur bamboo!” terang paman yang lebih tepat ancaman buat Naruto.

“Ba-baiklah paman” balas Naruto seraya menarik sasuke pergi meninggalkan kedai yang telah di penuhi para gadis yang sedari tadi bergumam tidak jelas sambil melirik mereka.

………………………………………………………..

Malam makin larut, Sasuke masih berdiri mematung di depan kedai ramen ichiraku, wajahnya terlihat cemas.

“Kenapa kau belum pulang?” tanya Naruto saat dia melihat Sasuke masih berdiri di luar kedai sementara kedai sudah mau tutup.

Sasuke hanya diam, dia tak menyahuti pertanyaan Naruto.

“Sebaiknya kau segera pulang. Besok adalah hari yang sacral bagi kota ini____”kata Naruto tertahan dan melongo dengantidak elit saat dia melihat Sasuke berjalan seenaknya meninggalkan dirinya yang sedang berbicara.

“Cih, anak ini!” dengus Naruto kesal seraya kembali masuk ke dalam kedai, namunlangkahnya tertahan saat dia mendengar percakapan paman Teouji dan putrinya di dapur.

“Akhirnya kita bisa istirahat sehari juga”

“Iya, ayah. Karena besok gerhana matahari, aku sudah mempersiapkan bekal kita untuk seharian”

Naruto terkejut mendnegar kata gerhana matahari, dia kembali teringat akan Sasuke yang bertingkah aneh tadi.
“Eh, Naruto. Besok kita akan istrirahat, dan kita tidak bisa keluar sebelum gerhana matahari selesai” ucap paman teuchi saat melihat Naruto berdiri di depan dapur.

“Kenapa kita atidak boleh keluar, paman?” tanya Naruto dengan tampang polos.

“Konon, katanya saat gerhana matahari terjadi ada mahluk kegelapan yang membawa kutukan berkeliaran mencari manusia” cerita paman.

Naruto makin kaget saat dia mendengar penuturan dari paman. Jadi mahluk yang dia lihat saat gerhana 5 tahun yang lalu di rumah Sasuke adalah mahluk kegelapan?
Tanpa pamit atau sekedar basa basi Naruto berlari menuju pintu keluar.

“Paman, malam ini dan besok aku menginap di rumah Sasuke” teriaknya sebelum dia menghilang dari bali pintu.

“Anak ini, mereka seperti kakak beradik saja” gumam paman teouji menggeng pelan.

………………………………………………..

Sunyi, perumahan bangsawan uchiha terlihat sunyi pada malam hari seperti biasanya. Naruto berjalan menyusuri lorong-lorong rumah yang gelap menuju kamar Sasuke yang berada lumayan jauh dari ruang tamu, selama dalam perjalanannya menuju kamar Sasuke entah mengapa dan bagaimana tiba-tiba saja ada perasaan takut yang menyergap hatinya. Seolah ada sepsang mata yang tengah mengintainya.

Naruto mempercepat jalannya saat dari jauh pintu kamar Sasuke terlihat sedikit terbuka.
Dengan perasaan yang was-was Naruto mengintip ke dalam kamar Sasuke, gelap.
Hanya ada sebuah lilin yang menerangi kamar itu, cahaya purnama pun terhalang awan hingg membuat pandangan sulit menerka situasi di dalam kamar.

“Setelah ini jika mereka menemukannya sekali pun segel itu tidak akan terlepas” samar-samar Naruto mendengar suara yang terdengar dingin dan datar tak jelas dari kejauhan.
“Apa kau yakin telah mengunci kutukan itu?”

Naruto kaget saat dia mendengar suara seorang laki-laki yang terdengar berat lainnya, Naruto makin mempertajam penglihatan dan pendengarannya.

“Lima tahun yang lalu aku hampir berhasil menylesaikannya hanya saja ada gangguan kecil. Begitupun malam ini” sahut suara yang pertama.

Naruto makin ketakutan saat dia tahu maksud dari ucapan laki-laki itu, dalam sekejap pintu tempat Naruto menguping terbuka lebar memperlihatkan dua sosok berjubah panjang berdiri di jendela kamar Sasuke.

“Apa kita habisi saja dia?” tanya sosok yang satunya. Sementara sosok yang lainnya membelakangi Naruto.

Tubuh Naruto bergetar ketakutan, dia berjalan mundur. Dalam benaknya saat ini dia sedang berusaha untuk tidak takut, namun apa daya katakutannya tak sebesar tekadnya.

“Tidak perlu repot-repot, sebentar lagi dia juga akan mati” sahut suara dingin dan datar itu seraya melompat ke udara yang kosong.

“Anak kecil, aku kasih satu bocoran padamu. Jika kau ingin bertahan hidup, sebaiknya kau pergi dari sini sekarang juga” lanjut sosok yang pertama sebelum dia ikut menghilang seperti sosok yang dingin tadi.

“Si, siapa mereka? Apa yang sbenarnya terjadi di sini?” tanya Naruto pada dirinya sendiri seraya merosot ke lantai.

“Sasuke?” dia teringat akan Sasuke. “Sasuke! Apa mereka membunuhnya?” tanya Naruto frutasi membayangkan Sasuke di bantai mereka. Dengan sisa keberanian yang bisa dia kumpulkan, meski dengan kondisi kaki-kaki yang masih gemetaran Naruto melangkah memasuki kamar Sasuke yang hanya di terangi oleh cahaya lilin.

“Sasuke!” panggil Naruto saat dia mencoba mencari Sasuke dengan penglihatan minimnya.

Cahaya purnama mulai tersibak, menyinari kamar Sasuke yang gelap. Dengan menggunakan cahaya purnama Naruto mulai mencari Sasuke, dia tak menemukan Sasuke di ranjang. Naruto berjalan mengintari ranjang king size Sasuke dan tertahan saat dia menemukan Sasuke yang setengah telanjnga terlentang tak sadarkan diri di lantai.

“Kuso! Sasuke!”

Setelah mengerahkan semua tenaganya dan bersusah payah akhirnya Naruto berhasil meletakkan Sasuke kembali ke ranjang.

“Sasuke, jangan mati. Aku telah berjanji pada nii-san mu untuk akan menjagamu, jika kamu mati apa yang harus aku katakan pada nii-sanmu?!” kata Naruto panic, dia bingung dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan pada Sasuke, dia tidak berpengalaman dalam hal medis atau yang berkaitan dengan hal seperti ini.

Malam makin larut, selain capek bekerja seharian dia juga adalah anak-anak yang dalam masa pertumbuhan yang akhirnya membuat dia tertidur.

…………………………………………….

Sunyi, itulah hal pertama yang ada di benak naruto saat tersadar dari tidurnya lelapnya. Dia mengucak matanya yang masih ngantuk. Gelap? Masa iyah sih? Iris biru safir naruto menjelajahi kamar Sasuke untuk mencari jam yang mungkin bisa dia temukan. Matanya tertahan pada benda bundar di salah satu dinding di kamar Sasuke, setelah matanya beradaptasi akhirnya dia bisa menlihat dengan jelas arah jarum pendek.

Angin? Dari mana angin ini datang? Angin bertiup pelan menyapu wajah Naruto yang terlelap dalam mimpinya, sentuhan lembut angin menyadarkan Naruto dari tidurnya.
“Jam 9? Tapi kenapa paman tidak membangunkan aku” kata Naruto tak jelas di sela-sela rasa kantuntuknya.

Gelap, sunyi? Apa ini masih malam? Masa iyah, sih? Tapi kenapa sesunyi ini? meskipun rumah ini begitu besar paling tidak ada suara apa kek yang bisa menunjukan kalau waktu sedang berjalan.

Pletak!

“Ittaaaiii!” rintih Naruto saat sebuah tangan tepat mengenai wajahnya. “Sasuke?!”
Sasuke tersentak bangun dari tidurnya saat Naruto meneriaki namanya dengan keras.
“Naruto, apa yang kamu lakukan disini?” tanya Sasuke kaget setengah mati melihat Naruto tidur di sampingnya, apalagi saat dia temukan tubuhnya setengah telanjang.

“Apa yang kau lakukan padaku?” tanya Sasuke syok seraya menutupi tubuhnya dadanya yang telanjang dengan selimutnya.

“Aku mengangkat mu ke ranjang saat ku temukan dirimu pingsan di lantai” jawab Naruto dengan tampang innosen.

“Jadi kau tak melakukan hal yang aneh-aneh semalam kan?” tanya Sasuke lagi penuh selidik.

“Apa maksudmu, teme! Aku tidak mengerti dengan maksud ‘hal aneh-aneh’ mu itu!” protes Naruto yang memang otaknya lemot untuk menangkap sesuatu.

“Lupakan!” jawab Sasuke medengus kesal, “Anak payah ini, mana mengerti hal begituan!” lanjutnya seraya memakai kembali bajunya.

“Apa itu, kau se kecil ini sudah punya tato?” tanya Naruto saat dia melihat tanda tiga koma terbalik di pundak Sasuke yang di kelilingi sandi yang rumit.

Sasuke menahan pergerakannya memakai baju. “Kalau kau mau, kau bisa membuat tato juga”

“Tidak, kaa-chan bilang. Tato itu tidak bagus, bisa merusak kulit” jawab Naruto dengan polosnya seraya berjalan ke arah pintu keluar.

Srek, srek, srek.

Naruto dan Sasuke saling pandang saat mereka mendengar suara gesekan di lantai dan hembusan napas berat di luar kamar Sasuke.

“Suara apa itu, teme?” tanya Naruto.

“Naruto, diam di tempat!” Sasuke menekan suaranya hingga terdengar seperti perintah.

“Hn, ada apa? apa kau takut, teme?” tanya Naruto tanpa menoreh pada Sasuke.
“Pertajam pendengaran, dobe. Dan jangan mende____”

Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, pintu kamar sasuke tiba-tiba meleleh. Naruto yang melihat itu langsung melompat mundur menjauhi pintu, Sasuke langsung berdiri dengan sigap menerka apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dari balik pintu beberapa panah mencuat keluar mengarah pada Naruto dan sasuke.
Sontak mereka berusaha menghindar namun sayang baju Naruto terkena panah hingga membuat dia terhempas dan tertancap di salah satu tiang di belakangnya.
Semenatara Sasuke yang memang memiliki keahlian dalam bela diri bisa menghindari hujan panah dengan mudah.

Hujan panah tiba- tiba berhenati, tidak ingin lengah Sasuke mulai memasang kuda-kuda, bersiap-siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Sementara naruto masih berusaha melepaskan bajunya yang tersangukut panah di salah satu tiang.

Srek, srek, srek!

Suara itu kembali terdengar dan______
bersambung...~~
[** Sebelum nya, Untuk mengetahui Informasi Update BLOG Ini, Like Fanspage FB Kami (LIKE) **] | [** Follow Twitter Kami (FOLLOW)**] | [** Folow Juga langsung dari Blog ini , untuk Mengetahui Info terbaru dari Blogger (Join)**] | [** Pecinta Anime Japan INDONESIA Lovers , Gabung ke Grup (GRUP) **] 

 ~~~~ SEBELUM / SESUDAH MENDOWNLOAD dan Mengunjungi , JANGAN LUPA SELALU MENINGGALKAN JEJAK KOMENTAR DI BLOG INI. TERIMA KASIH ~~~

0 comments:

Post a Comment