Thursday, July 18, 2013

Fanfict low my imagination Chapter 8

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJFOgMLN3K8tDDZd4f4XIG6-mL_ocLMdA-L7PjhTAepYpWXp_z5prQatDoif-64b_rPqIl8N_vkIv0o7kPu70W7vpH1WjgDLUyeFlZdQTkYFN5ks3XMl8KPhd6Pm_n38BJLevJCCHGKfl8/s1600/Matahari+ku.jpg 
 
Judul : Matahariku
Chapter 8 :
Author : Kakashy Kyuuga
Disclsimer : NNaruto punya om Masashi ^_^
Genre : hurt and romance.
Pairing : Naruhina

Hinata tahu apa yang di katakan dokter hanya sekedar penghibur selama perjalanan menuju kematiannya, dia tahu dokter Tsunade tengah membohonginya. Bahkan firasat itu, firasat shinigami yang tengah mengintainya menunggu saatnya untuk mencabut nyawanya sudah bisa dia rasakan.

Jadi, apa yang dia takutkan sekarang? Dia takut mati dalam kesepian, dia takut mati sebelum melihat Naruto.

Jadi, Naruto. Dimana kamu sekarang?!

“Kalian pulanglah, biar aku yang menjaganya sementara kalian istirahat”
Hinata meminta Sakura menghentikan laju kursi rodanya.

“Ada apa Hinata?” tanya sakura sedikit heran.

“Sepertinya aku mendengar suara Sasuke” jawab Hinata membuat Sakura kaget + tegang.

“Ap-apa maksudmu, Hinata. Aku tak mendengarnya” alasan Sakura.

“Baiklah, kami titip dia padamu, Sasuke”

Benar saja, Sakura langsung membeku saat dia mendengar nama Sasuke disebut di dalam ruang VIP di depan mereka.

“Kau benar, Hinata. Apa kau ingin menanyakan kabar Naruto pada Sasuke?” tanya Sakura mencoba menebak jalan pikiran Hinata.

“Iya, aku harus menanyakannya” jawab Hinata dengan pasti.

Dreeettt!

Suara pintu di buka menampilkan Kiba yang tiba-tiba terlonjak kaget.
Bhuak!

Kembali pintu VIP di tutup tepat di depan wajah HInata dan Sakura.

“KIBA!” panggil Hinata mencoba menahan Kiba sebelum dia kembali masuk ke dalam kamar VIP itu.

“Apa yang Kiba lakukan di kamar VIP Matahari ini? bukannya kamar ini khusus pasien penderita jantung kronis?” tanya Sakura pada dirinya sendiri.

Prang! Pletak! Bhuak! Bhuk! Toeng! Trang!

Ah, Hinata dan sakura saling pandang saat mereka mendengar di dalam kamar VIP Matahari terdengar suara gaduh.

Tok! Tok! Tok!

“Apa kalian baik-baik saja?” tanya sakura agak panic karena dia tahu kamar itu tak seharusnya berisik.

Dreeeetttt! Bhuk!

Suara pintu di buka dan kemudian di tutup dengan cepat menampilkan seonggok mahluk bertampang emo, dan sekaligus membuat Sakura mimisan.

“Sa-Sasuke?!’

“Hn, ada apa? apa ada yang bisa kami bantu?” tanya Sasuke sok jaim.

“Eto, Hinata ingin menanyakan kabar Naruto”

Sasuke menatap tajam Sakura dan Hinata bergantian, kemudian dia membuang iris onyxnya ke kanan.

“Dia baik-baik saja, dia titip salam padamu, Hinata”

Sontak wajah Hinata memerah, seulas senyum puas samar-samar tergambar di wajah Sasuke, Sakura menatap curiga pada sasuke.

“Dimana naruto sekarang?” tanya Sakura seraya mendekatkan dirinya pada Sasuke, otomatis Sasuke menjauhkan dirinya dari pintu demi menghindar kontak dengan Sakura.

“Dia tidak ada disini” jawab Sasuke spontan.

“Aku tahu kau berbohong, Sasuke. Ada sesuatu yang kau sembunyikan, aku tahu Naruto berada di dalam kan?!” desak Sakura.

“Sakura, berhentilah bersikap seperti anak-anak! Kenapa kau selalu tak percaya padaku, dari dulu sampai sekarang kau selalu menuduhku berbohong! Biar kau tahu, aku tak pernah berbohong padamu!” duh, kenapa Sasuke malah curhat sih!
Sakura terpaku mendengar curahan hati Sasuke, “Dia memang dari dulu tak membohongiku, hanya saja aku yang lebih percaya pada orang lain dari pada dia” batin Sakura terkenang saat-saat masih bersama Sasuke.

“Karena itu, selama ini aku belajar mencari tahu bagaimana cara seseorang berbohong. Itu karena mu, aku ingin memastikan suatu saat nanti kalau kau selalu berkata jujur padaku” lanjutnya seraya melihat raut wajah Sasuke yang mulai agak tegang.

“Tapi saat ini kau sedang berbohong padaku, Sasuke”

Hinata hanya melihat mereka dengan tatapan tak mengerti, dia membiarkan mereka mengeksperikan perasaan mereka melalui luapan emosi yang terpedam selama ini.

“Apa yang harus aku lakukan agar kau percaya padaku!” suara Sasuke makin meninggi.

“Kau hanya perlu berkata jujur padaku!” balas Sakura tak kalah tinggi.

“Inilah yang aku tidak sukai darimu!”

“Kau memang selalu sperti ini, tak pernah berubah!”

“KAU!_____”

Pletak!

Sebuah baskom almunium melayang dari dalam kamar VIP Matahari ke masing-masing kepala mereka berdua menghentikan aksi berdebat mereka.

“Apa yang kau lakukan, baka! Kau telah membuat semuanya kacau!” suara Shikamaru terdengar bagai terror di telinga Sasuke.

“Minggir!” Sakura mendorong Sasuke menjauh dari pintu, Sasuke bagai di patok ayam, dia tak bisa berbuat apa-apa setelah dia kalah berdebat dengan Sakura di tambah terror dari Shikamaru membuat dia serasa ingin menghilang di dalam dunia dunia genjutsu.

“Shikamaru!”

Dreeet!

Shikamaru terhempas ke dalam kamar akibat dorongan Sakura.
“Dimana Naruto?!” tanya Sakura saat dia masuk ke dalam kamar VIP matahari, iris emeraldnya liar ke sekeliling kamar melewati tiap titik di kamar itu hingga berhenti pada sosok di atas ranjang.

Irisnya membulat utuh melihat sosok bersurai pirang, iris onyx miliknya memakukan Sakura yang saat ini tengah syok.

“Sai?!” antara percaya dan tidak percaya saat dia melihat Naruto terbaring lemah di atas ranjang.

“Hinata?!” Sakura segera tersadar, dia teringat pada Hinata saat dia berbalik, dia sudah menemukan Hinata yang terkejut setengah mati melihat Naruto terbaring di atas ranjang rumah sakit.

“Sepertinya perdebatan kita di luar tak sengaja membangunkannya” lanjut Sasuke terdengar menyesal.

Perlahan-lahan Hinata mendekati Ranjang yang saat ini Sai tengah berbaring. Dia mencoba berdiri untuk memastikan pengliatanya tidak salah, tapi sejauh yang dia lihat adalah iris onyx milik Sai menatap hampa padanya.

“Sai, kau jadi selama ini kau menderita penyakit jantung?” tanya Sakura saat dia mendekati ranjang Sai.

Sai membuang wajahya dari Sakura, “Iya, aku pun baru mengetahuinya saat ini” jawab Sai dengan tampang polosnya. Sementara yang laninya menegang mendengar jawaba Sai, mereka menatap horor padanya.

“Oh, iya. Dimana Naruto? Aku tak melhiat dia bersama kalian?” tanya Sakura saat dia tak melihat Naruto bersama mereka.

“Dia sedang sibuk akhir-akhir ini, dan kami pun jarang bertemu dengannya. Apa ada yang ingin kau sampaikan padanya? Nanti kalau kami bertemu dengannya akan kami sampaikan” jawab Shikamaru.

“Ah, tidak. Kami hanya takut sesuatu terjadi padanya” balas Sakura merasa tak enak pada semua tema-tema Naruto. Yang lani akhirnya menarik napas lega tanpa sebab.

Hanya Hinata yang masih terlihat murung, dia seperti merasakan sesuatu yang salah sedang terjadi disini. Tapi dia tidak tahu apa itu.

“Baiklah, kalau begitu kami pamit pergi. Maaf aku suda membuat kekacauan di kamar mu Sai” kata Sakura kikuk seraya menarik kursi roda Hinata kemudia mereka berlalu meninggalkan VIP matahari.

“Hampir saja” ucap Sasuke lega.

“Huft, akhirya mereka pergi juga. Aku tidak tahu apa yang terjadi jika mereka masih disini” tambah Kiba megelus-elus dadanya.

“Benar-benar merepotkan” degus Sikamaru malas seraya memejamka matanya.

“Kenapa kita harus membohogi mereka, bukanya lebih baik memberitahu mereka yang sebenarnya” tanya Lee yang tak sepakat dengan apa yang baru saja mereka lakukan.

“Kami pun terpaksa melakukanya, kodisi Hinata saat ini masih lemah. Jika dia mengetahui yang sebenarnya keadaan akan makin rumit” terang Sai.

“Sudah, sebaiknya kau segera pergi dari tempat tidur itu!” ucap Gaara terdengar seperti peritah.

“Ya, aku tahu____” balas Sai tak bersemagat.

…………………………………….

Semetara itu, dalam perjalaa menuju kamarnya Hinata masih memikirkan kejadian di ruang VIP matahari yang menurutnya terasa ganjil. Perasaanya mengatakan ada yang tidak beres disana, seperti ada sesuatu yang sengaja mereka sembunyikan. Tapi apa dan kenapa?

“Sakura, apa kau tak merasa ada yang aneh di ruangan Sai?” tanya Hinata.

“Aneh? Aneh apanya? yang aku lhiat wajar-wajar saja. Mungkin kau terlalu banyak berpikir”

“Tapi ekspresi mereka sangat aneh, seperti ada sesuatu yang mereka sembunyikan”

“Memangya apa yang mereka sembunyikan?”

“Entalah, sesuatu yang mereka tak ingin kita ketahui”

“Sudalah, itu tidak peting selama tak ada hubunganya dengan kita”

“Apa itu berhubugan dengan menghilangnya Naruto selama beberapa hari ini?”
Aduh, Hinata kau keras kepala sekali. Kau selalu berusaha mecari tahu tetang apa yang mereka sembunyikan, sekarang yang peting kau pikirkan dulu kondisimu itu.

“Aku harus mencari tahu, apa itu” tekad Hinata meski dia tetap diabaikan Sakura.

“Yare yare, Hinata. Yang penting kondisimu membaik”

“Bukan aku yang akan melakukanya, tapi kau Sakura”

“He eh??!!” Sakura kaget setenga mati medengar ucapa Hinata.

“Apa dia tidak sala bicara?” inner Sakura depresi. “Ke, kenapa aku”

“Karena kau sangat dekat dengan Sasuke”

“Itu tidak ada hubuhgahya, Hinata!”

“Ayola, sakura. Hanya kamu seorang yang bisa aku andalkan” pinta Hinata dengan mode puppy eyes.

“Yokatta, Hinata” entah ini terpaksa atau dia memang ingin melakukanya.
“Arigatou gozaimasu, Sakura-chan”

 Bersambung ..... ~

Jangan Lupa Like Share Follow Twitter Dan Menjadi Member di blog ini Untuk Mengetahui Posting terbaru dari Blog ini Dengan cara menekan tombol Join This site Oke ...

0 comments:

Post a Comment