Friday, July 19, 2013

Fanfict Low my imagination Chapter 12

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNdaygKY72ZJQPvGfEyhK_Nqz6vP2Rfe94UrLluasZJgrVp5hYITPpYwH6FA-0EiV_0WefGjbIuCpPiDdsUBv-hZNYvsQoYatlxihBbaM2K7H1sETnVkdjXZK6YcxNQZdHIeFNcsmIM2DY/s1600/Matahari+ku.jpg 
Judul : Matahariku
Chapter 12 :
Author : Kakashy Kyuuga
Disclsimer : Naruto punya om Masashi ^_^
Genre : hurt and romance.
Pairing : Naruhina

Hari kini berganti dengan menyisahkan perasaan yang masih menggantung. Kamar naruto terlihat masih gelap dan pengap, horden masih tertutup rapat. Naruto masih terbaring di atas ranjangnya, keringat membasahi tubuhnya dan napasnya tersengal-sengal.

“Kaa-chan! Tou-chan! Tunggu aku!” teriak Naruto dalam tidurnya, tangannya menggapai-gapai ke udara.

Suara pintu dibuka dan langkah kaki yang mendekat seolah tak bisa menyadarkan Naruto dari mimpi buruknya. Dia terus memanggil-manggil kaa-chan dan tou-channya sambil menggapai-gapai udara.

“Naruto! Sadarlah, Naruto!”

Naruto tersentak dari mimipinya, matanya terbelak saat dia melihat Sasuke menatap cemas padanya.

“Apa aku sudah mati?”

Sasuke tersenyum berat seraya menyantol jidat naruto, “Kau kira aku ini shinigami, heh?!” dengan tawa yang dibuat-buat Sasuke mencoba mengalihkan pikiran Naruto.

“Kenapa tertawa, Sasuke?!” Tanya Naruto cemberut.

“Aku hanya merasa lucu denganmu___” kata Sasuke seraya mengambil tempat di sofa untuk bersantai.

“Memangnya apa yang lucu dariku?” Naruto makin cemberut, ceritanya nih Naruto lagi ngambek.

“Aku penasaran, apa hubunganmu dengan Hinata”

Naruto tersentak duduk mendengar nama Hinata dari bibir Sasuke.

“Apa gossip itu benar, Naruto?” Tanya Sasuke, dia tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Naruto di luar dugaannya.

Wajah Naruto memerah dan keringat dingin keluar bagai badai, tangannya meraih selimut dan menutupi wajahnya yang memanas.

“Sudahlah, cepat bersihkan badanmu dan lakukan semua jadwal yang sudah dibuat oleh Tsunade-sama. Setelah itu, aku punya kejutan untukmu” kata Sasuke.
“Kejutan untukku? Apa itu? Apa itu?” Tanya Naruto tak sabaran.

“Sana, bersihkan dirimu dulu. Dan lakukan semua jadwalmu, setelah itu baru kau akan tahu” tawa Sasuke merasa lucu dengan rasa penasaran naruto yang memburu.

“Baiklah, aku tak sabar menunggu saat itu” kata Naruto seraya berlari ke kamar mandi. “Tapi, itu untuk ku dan Hinata-chan, kan?” sebelum menutup pintu naruto sempat berbalik menanyakan surprise untuknya.

Suara tawa Sasuke memecah, “Pastinya itu untuk kalian berdua” sambil membaca Koran kemarin.

……………………………………………………….
Naruto berlari dengan kencang begitu dia keluar dari ruangan Tsunade, dia berlari menuju kamar Hinata dirawat. Tsunade ikut berlari mengejar naruto, tapi sepertinya dia kehilangan jejaK Naruto.

“Naruto! Awas jika kau kembali, tak akan ku biarkan kau kabur lagi!”

‘Aku harus bisa! Aku bisa melawannya!’ inner Naruto lagi seraya berdiri dan melepaskan tangannya dari jantungnya. Dia berusaha kuat menahan sakit di dadanya, dia mengusap darah yang masih mengalir dari mulutnya. Kemudian berusaha bersikap seolah tak terjadi apa-apa padanya, dia menyunggingkan senyum mentarinya dan menyingkirkan semua rasa nyeri yang menyiksanya.

Dengan kerennya dia melangkah maju mendekati ruangan Hinata, suara derit pintu menghiasi suasana sunyi di dalam ruangan Hinata. Suara derap langkah kaki naruto mengalun pelan sahut menyahut saat memasuku ruangan Hinata yang terlihat sunyi.

Naruto mengerutkan keningnya saat dia tidak menemukan Hinata di atas ranjangnya. “Hinata kemana?” Tanya Naruto pada dirinya sendiri. Iris biru safirnya menjelajahi seluruh ruangan Hinata, dia berharap bisa menemukan petunjuk dimana Hinata berada.

Sebuah kertas menyembul dari balik selimut Hinata yang terlipat rapi di atas ranjang Hinata, dengan sekali gerakan Naruto sudah memegang kertas itu.

Wajah Naruto terlihat menegang setelah membaca isi kertas itu, tanpa menunggu lama lagi dia langsung berlari keluar meninggalkan helaian kertas melayang di udara yang kosong. Perlahan-lahan setelah di permainkan udara kertas itu jatuh di lantai memperlihatkan sederatn tulisan tangan.
‘Temui Hinata di atap setelah kau baca surat ini’

……………………………………………………………………..

Tap! Tap! Tap!

Naruto berlari sekuat tenaga menuju atap, bajunya sedikit basah oleh keringat. Dia mengatur napasnya dan mengelap keringat di wajahnya, wajahnya makin memucat. Sebenarnya jantungnya saat ini berdetak dengan sangat cepat, hal itu membuat kepalanya makin pening. Bukan Naruto namanya jika dia akan menyerah hanya karena rasa sakitnya.

Kini pintu menuju atap berada di depannya, kakinya yang bergetar karena kecapena tetap di paksakan untuk menapaki anak tangga yang akan membawanya menuju atap dimana sang bulannya tengah menanti.

“Hinata, tunggulah. Aku hampir tiba” bisik Naruto pelan pada dirinya.
Dreeeetttt!

Suara pintu berderit menambah ketegangan di dalam hati Naruto yang sudah tak karuan, cahaya silau dari sinar matahari menyeruak masuk kedalam kornea mata Naruto membuat dia mau tak mau harus mengalihkan pandangannya dari matahari. Setelah matanya selesai berakomodasi, kini matanya harus menghadapi kenyataan yang harus dia lihat.

Sebuah meja dan lilin terpasang dengan rapi diatas meja bundar, di depannya terdapat dua kursi yang saling berhadapan. Sementara kursi satunya sudah terisi oleh seoang gadis berambut indigo. Senyum di wajah pucat sang gadis tak lepas saat dia melihat naruto datang menghampirinya, merah merona di wajahnya tak bisa menyembunyikan betapa pucatnya wajah gadis itu.

“Hinata? Kau sudah disini?” Tanya naruto saat dia mendapati Hinata.

“I-iya, Naruto-kun. Kenapa kau lama?” Tanya Hinata.

“Eto, ano. Aku ______, jalanan macet” jawab Naruto agak gugup, dia langsung mengambil tempat duduj di depan Hinata. “Bagaimana pemeriksaanmu, hari ini Hinata?” Naruto mencoba mencari bahan pembicaraan untuk menyembunyikan perasaan gugupnya.

Hinata terdiam cukup lama, sepertinya dia sedang mencari alasana atau apalah untuk menjawab pertanyaan Naruto. “Seperti biasa, aku hanya harus melakukan pencucian darah” jawab Hinata tersenyum tenang.

“Begitu, yah”

“…..”

“A…..” jantung naruto tiba-tiba berdenyut dengan cepat membuatnya terasa membesar, pandangannya pun mulai mengabur “A…..” kepala naruto tiba-tiba berdenyut dengan cepat membuatnya terasa membesar, pandangannya pun mulai oleng. Tapi tetap Naruto masih bertahan menahan rasa sakitnya.

“Naruto-kun, apa kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat?”

Naruto segera mengeacak-acak wajahnya hingga memerah, “Aku baik-baik saja, Hinata”

“Benarkah, tapi kenapa ada darah di sela-sela bibirmu?” tanya Hinata seraya menunjuak sisa-sisa darah di sela bibirnya.

Dengan panic Naruto mengelap darah di sela-sela bibirnya, dia masih sempat tertawa membuat lelucon dengan darah yang terus mengalir dari hidungnya.

“Hahaha____, mungkin kau salah lihat, HInata”

“Naruto, ini tidak lucu!” bentak Hinata cemas seraya berdiri dari kursinya dan membantu Naruto mengelap darah di sela-sela bibirnya.

“Aku tidak apa-apa, Hinata-chan” kata Naruto tak ingin membuat Hinata cemas.

“Aku mohon, Naruto. Jangan katakana itu lagi, kau sedang sakit. Biarkan aku membawamu ke ruang dokter Tsunade” sela Hinata makin cemas melihat kondisi naruto yang mulai melemas.

Pandangan naruto mulai mengabur, sakit di jantungnya makin menyiksanya.

“Hinata, maafkan aku____” kata Naruto sesaat sebelum dia jatuh bersandar di dada Hinata.

“Na-Naruto-kun! Naruto! Naruto-kuuunnn!” panggil Hinata histeris begitu dia sadar Naruto hilang kesadarannya.

“Naruto-kun! Apa yang terjadi padamu?!”

“Naruto-kun, bangunlah! Jangan kau buat aku takut seperti ini” lanjut HInata seraya menggoyang-goyangkan tubuh Naruto, tapi tetap tak ada reaksi dari Naruto.

Begitu menyadari apa yang terjadi pada Naruto, Hinata segera memeluk kepala Naruto dalam dekapannya, menyandarkan mataharinya di dadanya agar tak kehilangan kehangatannya.

“Hiks, hiks, hiks____, Na-Naruto-kun” tangis Hinata seraya mengeratkan pelukannya.

“Hiks, hiks, hiks_____, Naruto-kun” Hinata terus memanggil nama Naruto dalam sepi, dalam kesenyapan hari di atas atap tanpa ada seorang pun yang tahu apa yang terjadi pada mereka.

“Aku tidak akan melepaskan mu, Naruto-kun. Aku akan tetap bersamamu, karena itu adalah impianku. Impian ku adalah terua bersamamu”

……………………………………………..

Ruangan Naruto terlihat sunyi, hanya ada beberapa temannya yang bergantian tidur menjaganya. Diantara mereka adalah Gaara, Shino dan Sai. Mereka bergantian tidur menjaga Naruto yang saat ini berada dalam koma.

Sementara itu Hinata berdiri di luar ruangan Naruto, dia melihat dari balik pintu. Air matanya terus mengalir melihat mataharinya tak bersinar, hatinya serasa hancur karena dia takut akan kehilangan mataharinya setelah apa yang dia dengar tentang mataharinya.

Naruto, setelah kau sadar nanti. Kau harus bertanggung jawab karena kau telah melukai hati bulanmu. Bagaimana jika cahanya meredup? Malam akan terasa gelap dan keputus asaan akan menemaninya selamanya.

“Kau ingin menemui dia?” Hinata tersentak dari pikirannya begitu ada suara yang menegurnya dari belakang.

“Sasuke-san” Hinata menunduk begitu tahu siapa yang menegurnya.
“Masuklah, mungkin kehadiran mu bisa memberikannya sedikit harapan” kata Sasuke seraya membuka pintu ruangan Naruto.

“Akhirnya kau_____” Sai berhenti saat melihat Hinata dari balik punggung sasuke. “Hinata?” Sai terdengar khawatir melihat Hinata yang terlihat lemas.

Gaara menatap dingin pada Hinata, apa yang ada dalam pikirannya kurang lebih sama dengan Sai.

“Biarkan dia menemani Naruto sejenak” kata Sasuke seraya mempersilahkan Hinata masuk dan memberikan kode pada ketiga sahabatnya untuk segera keluar.

Tanpa menunggu untuk kedua kalinya, Gaara, Sai dan Shino beranjak keluar meninggalkan Hinata dan Naruto sendirian.

“Kami titip Naruto padamu, Hinata-san” kata Sai sebelum menghilang di balik pintu bersama ketiga temannya.

“Apa semua akan baik-baik saja meninggalkan mereka berdua?” Tanya Sai yang cemas meninggalkan dua pasien sekarat dalam satu ruangan.

Tak ada yang menjawab pertanyaan Sai, mereka larut dalam presepsi pikiran mereka sendiri tentang pertanyaan Sai. Apakah semua akan baik-baik saja?
……………………………………………………………………………………………

  Bersambung...~

Jangan Lupa Like Share Follow Twitter Dan Menjadi Member di blog ini Untuk Mengetahui Posting terbaru dari Blog ini Dengan cara menekan tombol Join This site Oke ...

0 comments:

Post a Comment