Judul : Matahariku
Chapter 5 : Matahariku
Author : Kakashy Kyuuga
Disclsimer : Naruto punya om Masashi ^_^
Rate : T
Genre : hurt and romance.
Pairing : Naruhina
“Hinata!” lagi suara itu terdengar pelan memanggil namanya, seperti tengah bersembunyi dari sesuatu.
Hinata masih duduk di ranjangnya sambil meramas selimutnya. Siapa yang malam-malam begini mengetuk jendela kamarnya?
“WOI, Hinata! Ini aku, Naruto!”
Apa? Naruto? Itu Naruto? Apa tidak salah dengar?
“Hinata, apa kau sudah tidur?”
Tapi, suara itu memang mirip dengan suara Naruto, apa dia benar-benar Naruto? Atau hanya imajinasiku saja?
Hinata memberanikan diri mendekati jendela, dia berdiri cukup lama di dekat jendela. Dia mencoba memastikan dirinya untuk membuka jendela itu dengan segala kemungkinan konsekuensinya.
Drrreeeettt!
HAP!
“Kyaaaaa! Hhmmmppph!”
“Ssssstttthhhh!!”
“Hmmmppphh!”
“Jangan berteriak!”
“Hhmmp!”
“Aaaaakkkkhhh!!!”
Hinata segera melepaskan dirinya dari rangkulan sosok yang tiba-tiba melompat masuk saat jendela kamarnya di buka. Matanya nanar melihat sosok yang saat ini tengah meringis kesakitan karena tangannya di gigit oleh Hinata.
“Na, Naruto-kun?!” Hinata tampak terkejut luar binasa melihat sosok berkaos hitam dengan gambar pusaran air di tengahnya, sosok yang selalu dia pikirkan selama lima hari ini berdiri di depannya.
“Ternyata gigitanmu sakit juga” suara itu, senyum yang riang itu sungguh bagai hujan di musim kemarau seabad (?). senyum yang dia rindukan.
“Go, gomen” kata Hinata salah tingkah seraya menunduk.
“Hahaha____. Tak apa Hinata, kau tak usah canggung seperti itu. Aku hanya bercanda” lanjut Naruto seraya berjalan mendekati ranjang Hinata dan duduk di sana. “Ayo, duduk sini” panggil Naruto seperti ayah memanggil anaknya untuk duduk di dekatnya.
Hinata menatap heran pada naruto.
“Kenapa kau malah bengong seperti itu!” akhirnya karena tak sabar Naruto sendiri yang menarik Hinata dan mendudukannya di sampingnya. Kemudia dia duduk menghadap Hinata dan menatapnya dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. Tentu saja, Hinata menjdai malu jika di pandang seperti itu oleh naruto, karena itu dia membuang wajahnya dari Naruto.
“Kenapa tak masuk saja lewat pintu, itu lebih baik dari pada lewat jendela. Kau terlihat seperti sedang melarikan diri dari sesuatu” akhirnya Hinata mengeluarkan suaranya.
“Aku merindukanmu, Hinata. Selama lima hari tak melihatmu serasa ada yang tak lengkap dalam hariku”
“Ih, anak ini! aku tanya lain kenapa dia malah menjawab lain?” batin Hinata sedikit dongkol karena pertanyaannya di abaikan namun dia tetap senang karena jawaban naruto membuat dia makin melayang.
“Apa kau tak merindukan ku?”
“Apa lagi ini? kata siapa aku tak merindukan mu, baka! Aku bahkan hampir mati karena terus memikirkanmu!” inner Hinata yang sudah siap dengan byakugannya.
“Ak, aku pikir naruto-kun sudah melupakan aku” jawab Hinata terdengar pelan namun masih bisa di dengar Naruto.
“Karena itu, sekarang aku berada disini. Aku sengaja datang kemari untuk menemui mu, Hinata” kata naruto seraya membaringkan tubuhnya di ranjang Hinata.
Hinata ingin berteriak pada naruto tapi entah mengapa suaranya tertahan di tenggorokannya.
“Aku capek, boleh kan aku tidur disini bersamamu?”
Apa? apa yang kau bicarakan Naruto?! Apa kau tidak sadar dengan kondisi Hinata yang harus banyak istirahat!
“Bo, boleh kok. Naruto” ah, Hinata! Kenapa kau malah membiarkan si baka itu mengambil tempatmu, terus kamu akan tidur dimana?
“Ini ku sisahkan tempat untukmu” kata Naruto seraya menggeserkan tubuhnya hingga menyisahkan sedikit ruang di ranjang Hinata.
Hinata menatap kaget pada sisa ruang yang di berika Naruto padanya. Apa maksud naruto menyisahkan temoat untuknya adalah untuknya tidur? Apa? tidur bersama di satu ranjang dengan Naruto?!
Entah, Hinata bingung. Apa dia harus senang atau takut.
“Apa kau tak ingin tidur disampingku?” hah! Baka, apa ini adalah siasatmu?!
“Bu, bukan seperti itu. Aku hanya merasa itu tidak baik”
“Aku tak akan apa-apakan dirimu. Anggap saja ini sebagai permintaan maafku karena tak datang menjengukmu selama lima hari ini” kata Naruto di sela-sela kegiatan menguapnya.
Sepertinya dia memang benar-benar capek, iris biru safirnya saja sudah memerah, kantung matanya pun menghitam.
“Baiklah kalau begitu, aku tidur duluan yah” ucap naruto seraya menutup matanya dan tak lama kemudian bahkan dalam hitungan detik dia sudah tertidur.
Hinata terta lucu melihat aksi Naruto, dia terlihat lucu dan menggemaskan saat tertidur. Hinata mendekati ranjang dan duduk diatasnya, dia memeriksa napas naruto yang sudah tertatur menandakan dia benar-benar telah hilang dalam dunia mimpi.
Jadi, apa yang bisa kau tarik dari kejadian ini. apa kau akan tetap menaruh harapan dan impianmu pada pemuda baka ini, Hinata? Atau kau tetap pada pendirianmu untuk tidak terlau percaya padanya.
Malam ini dia membuktikannya, bahwa dia merindukanmu selama lima hari ini tak melihatmu. Dan lagian dia pun datang dan menginap di kamarmu. Apa kau akan tetap mengharapkan kehangatannya? Atau mengabaikannya?
Hinata kembali menatap Naruto, kali ini dia ikut berbaring di samping Naruto dan menatap wajah berwarna tann itu.
Naruto, terimakasih telah kembali. Terimakasih karena tetap menjadi matahariku, terimakasih karena kau tak melupakan janjimu.
Tapi, kemana kau selama lima hari ini tanpa ada kabar berita sama sekali.
…………………………………………
Suara cicit burung menghiasi ruang pendengaran hinata, matahari menyeruak masuk menerpa pandangannya. Tubuhnya yang dingin tiba-tiba terasa hangat dan dia mencium aroma obat-obatan kimia tepat di depan wajahnya.
Suara erangan di ikuti tubuhnya bergerak maju karena ditarik membuat dia terbelak terbuka dan betapa kagetnya dia saat dia menemukan wajahnya dan wajah Naruto hanya berjarak setengah jengkal.
“Na-naruto-kun” suara Hinata terdengar pelan masuk kedalam telinga Naruto.
Eh, bukannya bangun naruto malah makin mengencangkan pelukannya.
Aduh, Naruto! Bagaimana kalau Sakura datang dan melihat kaian seperti ini?
Apa pun yan terjadi, dia harus bisa membangunkan naruto sebelum Sakura datang.
“Naruto, bangun!” serius, kali ini Hinata tak pakai tatakrama lagi dia mendorong tubuh Naruto dan mencoba melepaskan tangan Naruto dari pinggangnya.
Setelah melakukan banyak pergerakan akhirnya Naruto terbangun juga.
“Ohayou, Hinata~~~~_____”
Bruk!
“Ittai!” rintih Naruto saat tubuhnya menubruk lantai. “Kenapa mendorongku Hinata?”
“Go, gomen Naruto. Aku tak sengaja mendorongmu karena kau memelukku terlalu kuat” kata Hinata penuh penyesalan.
“Habisnya aku kira kamu gulingku” kata Naruto seraya bangkit berdiri.
“Apa? jadi semalaman dia menggap ku sebagai gulingnya?!” batin Hinata pundung.
Tap, tap, tap.
Suara langkah berhenti tepat di depan pintu kamar Hinata. Naruto segera berlari ke arah jendela.
“Arigatou, hinata. Makashi atas tumpangannya” kata Naruto sebelum dia melompat keluar jendela kamar Hinata.
Tepat di saat itu pintu kamar Hinata terbuka dan Sakura masuk menemukan Hinata terpaku menatap jendela kamarnya yang terbuka lebar.
“Apa yang menarik dari melihat jendela itu, Hinata?”
Sontak Hinata membelokkan badannya dan melihat Sakura tersnyum lucu padanya, dan menatap heran pada ranjang Hinata yang berantakan.
“Apa semalam tidurmu nyenyak?” tanya Sakura.
“Iya, sangat nyenyak” jawab Hinata tersipu malu.
Kembali lagi Sakura di buat kaget dengan ekspresi Hinata, bukannya kemarin dia terlihat murung dan tak bersemangat? Tapi hari ini dia terlihat bahagia.
“Syukurlah, kau sudah terlihat ceria kembali, Hinata”
………………………………………………………
Matahari makin meninggi, cuaca di luar terlihat cerah. Matahari bersinar dengan teriknya, saat-saat seperti ini memang menyenangkan beristirahat di dalam ruangan. Begitu pun Hinata, dia menyandarkan punggungnya di kepala ranjang sambil membaca buku.
Hinata sedikit terganggu dengan cerita Sakura tadi pagi, dia tak habis pikir bagaimana bisa ada orang seperti itu di dunia ini.
“Semalam se isi rumah sakit gempar, ada pasien yang kabur sesaat sebelum di lakukan operasi”
Sungguh, kata-kata Sakura sanggat mengganggunya. “Kenapa dia seperti itu?
Bukannya itu akan membuatnya sehat, apa dia tidak tahu ada banyak orang yang berharap bisa sembuh. Tapi kenapa dia malah kabur?”
“Jika itu aku, aku akan sangat senang dan tak sabar menunggu saat-saat itu” Kata Hinata pada dirinya sendiri, mencoba mencari alasan mengapa dan kenapa? Namun dia tetap tak menemukan jawabannya.
Dia membuang pandangannya ke jendela yang terbuka lebar memberi ruang pada angin mengisi kamarnya. Dia kemudian tersenyum sendiri, semalam memang menggeparkan.
“Aku juga merasakan kegemparan malam itu, karena kedatangan Naruto yang tiba-tiba lewat jendela pula. Dia membuat ku gempar dengan memintaku tidur di sampingnya, apa itu tidak gila?”
Naruto, Naruto. Kau memang sulit di tebak!
Tok! Tok! Tok!
Hinata tersentak dari pikirannya saat dia mendengar suara pintu kamarnya di ketuk.
“Masuk” kata Hinata mempersilahkan masuk. “Sasuke-san?” Hinata sedikit kaget mengetahui Sasuke yang mengetuk pintunya.
Begitu Sasuke masuk iris onyxnya mulai berkeliaran menyusuri seisi ruangan tempat Hinata di rawat.
“Apa ada yang bisa aku bantu?” tanya Hinata merasa aneh dengan kehadiran Sasuke di kamarnya.
“Apa Naruto ada disini?” tanya Sasuke menatap intens pada iris amethyst Hinata.
“Naruto? Dia tidak ada di sini, ta_____” entah Hinata merasakan ada yang salah dengan pertanyaan Sasuke, seolah ada yang menahannya untuk memberitahukan kejadian semalam pada Sasuke.
“Selama lima hari ini kami tidak bertemu”
“Baiklah, kalau begitu” balas Sasuke masih tetap meneliti seisi kamar Hinata.
“Jika dia datang padamu, tolong hubungi aku” lanjutnya seraya meninggalkan kartu nama di atas meja.
“Baik”
“Terimakasih, sebelumnya” ucap Sasuke seraya pamit pergi.
Apa, apa ini? kenapa Sasuke tiba-tiba mencari Naruto? Apa ada sesuatu yang terjadi pada Naruto? Bukannya semalam dia baik-baik saja, atau dia memang punya masalah. Hinata kembali membaca buku yang sempat dia lupakan, mencoba mengusir kekacauan di pikirannya.
Tok! Tok! Tok!
Lagi, Hinata menghentikan kegiatan membacanya. Kali ini dia mulai merasa terganggu dengan suara ketukan itu, siapa lagi yang mengetuk pintu kamarnya, semoga saja dia tidak datang membaw berita yang tak menyenangkan lagi.
Dreeeetttt!
Chapter 5 : Matahariku
Author : Kakashy Kyuuga
Disclsimer : Naruto punya om Masashi ^_^
Rate : T
Genre : hurt and romance.
Pairing : Naruhina
“Hinata!” lagi suara itu terdengar pelan memanggil namanya, seperti tengah bersembunyi dari sesuatu.
Hinata masih duduk di ranjangnya sambil meramas selimutnya. Siapa yang malam-malam begini mengetuk jendela kamarnya?
“WOI, Hinata! Ini aku, Naruto!”
Apa? Naruto? Itu Naruto? Apa tidak salah dengar?
“Hinata, apa kau sudah tidur?”
Tapi, suara itu memang mirip dengan suara Naruto, apa dia benar-benar Naruto? Atau hanya imajinasiku saja?
Hinata memberanikan diri mendekati jendela, dia berdiri cukup lama di dekat jendela. Dia mencoba memastikan dirinya untuk membuka jendela itu dengan segala kemungkinan konsekuensinya.
Drrreeeettt!
HAP!
“Kyaaaaa! Hhmmmppph!”
“Ssssstttthhhh!!”
“Hmmmppphh!”
“Jangan berteriak!”
“Hhmmp!”
“Aaaaakkkkhhh!!!”
Hinata segera melepaskan dirinya dari rangkulan sosok yang tiba-tiba melompat masuk saat jendela kamarnya di buka. Matanya nanar melihat sosok yang saat ini tengah meringis kesakitan karena tangannya di gigit oleh Hinata.
“Na, Naruto-kun?!” Hinata tampak terkejut luar binasa melihat sosok berkaos hitam dengan gambar pusaran air di tengahnya, sosok yang selalu dia pikirkan selama lima hari ini berdiri di depannya.
“Ternyata gigitanmu sakit juga” suara itu, senyum yang riang itu sungguh bagai hujan di musim kemarau seabad (?). senyum yang dia rindukan.
“Go, gomen” kata Hinata salah tingkah seraya menunduk.
“Hahaha____. Tak apa Hinata, kau tak usah canggung seperti itu. Aku hanya bercanda” lanjut Naruto seraya berjalan mendekati ranjang Hinata dan duduk di sana. “Ayo, duduk sini” panggil Naruto seperti ayah memanggil anaknya untuk duduk di dekatnya.
Hinata menatap heran pada naruto.
“Kenapa kau malah bengong seperti itu!” akhirnya karena tak sabar Naruto sendiri yang menarik Hinata dan mendudukannya di sampingnya. Kemudia dia duduk menghadap Hinata dan menatapnya dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. Tentu saja, Hinata menjdai malu jika di pandang seperti itu oleh naruto, karena itu dia membuang wajahnya dari Naruto.
“Kenapa tak masuk saja lewat pintu, itu lebih baik dari pada lewat jendela. Kau terlihat seperti sedang melarikan diri dari sesuatu” akhirnya Hinata mengeluarkan suaranya.
“Aku merindukanmu, Hinata. Selama lima hari tak melihatmu serasa ada yang tak lengkap dalam hariku”
“Ih, anak ini! aku tanya lain kenapa dia malah menjawab lain?” batin Hinata sedikit dongkol karena pertanyaannya di abaikan namun dia tetap senang karena jawaban naruto membuat dia makin melayang.
“Apa kau tak merindukan ku?”
“Apa lagi ini? kata siapa aku tak merindukan mu, baka! Aku bahkan hampir mati karena terus memikirkanmu!” inner Hinata yang sudah siap dengan byakugannya.
“Ak, aku pikir naruto-kun sudah melupakan aku” jawab Hinata terdengar pelan namun masih bisa di dengar Naruto.
“Karena itu, sekarang aku berada disini. Aku sengaja datang kemari untuk menemui mu, Hinata” kata naruto seraya membaringkan tubuhnya di ranjang Hinata.
Hinata ingin berteriak pada naruto tapi entah mengapa suaranya tertahan di tenggorokannya.
“Aku capek, boleh kan aku tidur disini bersamamu?”
Apa? apa yang kau bicarakan Naruto?! Apa kau tidak sadar dengan kondisi Hinata yang harus banyak istirahat!
“Bo, boleh kok. Naruto” ah, Hinata! Kenapa kau malah membiarkan si baka itu mengambil tempatmu, terus kamu akan tidur dimana?
“Ini ku sisahkan tempat untukmu” kata Naruto seraya menggeserkan tubuhnya hingga menyisahkan sedikit ruang di ranjang Hinata.
Hinata menatap kaget pada sisa ruang yang di berika Naruto padanya. Apa maksud naruto menyisahkan temoat untuknya adalah untuknya tidur? Apa? tidur bersama di satu ranjang dengan Naruto?!
Entah, Hinata bingung. Apa dia harus senang atau takut.
“Apa kau tak ingin tidur disampingku?” hah! Baka, apa ini adalah siasatmu?!
“Bu, bukan seperti itu. Aku hanya merasa itu tidak baik”
“Aku tak akan apa-apakan dirimu. Anggap saja ini sebagai permintaan maafku karena tak datang menjengukmu selama lima hari ini” kata Naruto di sela-sela kegiatan menguapnya.
Sepertinya dia memang benar-benar capek, iris biru safirnya saja sudah memerah, kantung matanya pun menghitam.
“Baiklah kalau begitu, aku tidur duluan yah” ucap naruto seraya menutup matanya dan tak lama kemudian bahkan dalam hitungan detik dia sudah tertidur.
Hinata terta lucu melihat aksi Naruto, dia terlihat lucu dan menggemaskan saat tertidur. Hinata mendekati ranjang dan duduk diatasnya, dia memeriksa napas naruto yang sudah tertatur menandakan dia benar-benar telah hilang dalam dunia mimpi.
Jadi, apa yang bisa kau tarik dari kejadian ini. apa kau akan tetap menaruh harapan dan impianmu pada pemuda baka ini, Hinata? Atau kau tetap pada pendirianmu untuk tidak terlau percaya padanya.
Malam ini dia membuktikannya, bahwa dia merindukanmu selama lima hari ini tak melihatmu. Dan lagian dia pun datang dan menginap di kamarmu. Apa kau akan tetap mengharapkan kehangatannya? Atau mengabaikannya?
Hinata kembali menatap Naruto, kali ini dia ikut berbaring di samping Naruto dan menatap wajah berwarna tann itu.
Naruto, terimakasih telah kembali. Terimakasih karena tetap menjadi matahariku, terimakasih karena kau tak melupakan janjimu.
Tapi, kemana kau selama lima hari ini tanpa ada kabar berita sama sekali.
…………………………………………
Suara cicit burung menghiasi ruang pendengaran hinata, matahari menyeruak masuk menerpa pandangannya. Tubuhnya yang dingin tiba-tiba terasa hangat dan dia mencium aroma obat-obatan kimia tepat di depan wajahnya.
Suara erangan di ikuti tubuhnya bergerak maju karena ditarik membuat dia terbelak terbuka dan betapa kagetnya dia saat dia menemukan wajahnya dan wajah Naruto hanya berjarak setengah jengkal.
“Na-naruto-kun” suara Hinata terdengar pelan masuk kedalam telinga Naruto.
Eh, bukannya bangun naruto malah makin mengencangkan pelukannya.
Aduh, Naruto! Bagaimana kalau Sakura datang dan melihat kaian seperti ini?
Apa pun yan terjadi, dia harus bisa membangunkan naruto sebelum Sakura datang.
“Naruto, bangun!” serius, kali ini Hinata tak pakai tatakrama lagi dia mendorong tubuh Naruto dan mencoba melepaskan tangan Naruto dari pinggangnya.
Setelah melakukan banyak pergerakan akhirnya Naruto terbangun juga.
“Ohayou, Hinata~~~~_____”
Bruk!
“Ittai!” rintih Naruto saat tubuhnya menubruk lantai. “Kenapa mendorongku Hinata?”
“Go, gomen Naruto. Aku tak sengaja mendorongmu karena kau memelukku terlalu kuat” kata Hinata penuh penyesalan.
“Habisnya aku kira kamu gulingku” kata Naruto seraya bangkit berdiri.
“Apa? jadi semalaman dia menggap ku sebagai gulingnya?!” batin Hinata pundung.
Tap, tap, tap.
Suara langkah berhenti tepat di depan pintu kamar Hinata. Naruto segera berlari ke arah jendela.
“Arigatou, hinata. Makashi atas tumpangannya” kata Naruto sebelum dia melompat keluar jendela kamar Hinata.
Tepat di saat itu pintu kamar Hinata terbuka dan Sakura masuk menemukan Hinata terpaku menatap jendela kamarnya yang terbuka lebar.
“Apa yang menarik dari melihat jendela itu, Hinata?”
Sontak Hinata membelokkan badannya dan melihat Sakura tersnyum lucu padanya, dan menatap heran pada ranjang Hinata yang berantakan.
“Apa semalam tidurmu nyenyak?” tanya Sakura.
“Iya, sangat nyenyak” jawab Hinata tersipu malu.
Kembali lagi Sakura di buat kaget dengan ekspresi Hinata, bukannya kemarin dia terlihat murung dan tak bersemangat? Tapi hari ini dia terlihat bahagia.
“Syukurlah, kau sudah terlihat ceria kembali, Hinata”
………………………………………………………
Matahari makin meninggi, cuaca di luar terlihat cerah. Matahari bersinar dengan teriknya, saat-saat seperti ini memang menyenangkan beristirahat di dalam ruangan. Begitu pun Hinata, dia menyandarkan punggungnya di kepala ranjang sambil membaca buku.
Hinata sedikit terganggu dengan cerita Sakura tadi pagi, dia tak habis pikir bagaimana bisa ada orang seperti itu di dunia ini.
“Semalam se isi rumah sakit gempar, ada pasien yang kabur sesaat sebelum di lakukan operasi”
Sungguh, kata-kata Sakura sanggat mengganggunya. “Kenapa dia seperti itu?
Bukannya itu akan membuatnya sehat, apa dia tidak tahu ada banyak orang yang berharap bisa sembuh. Tapi kenapa dia malah kabur?”
“Jika itu aku, aku akan sangat senang dan tak sabar menunggu saat-saat itu” Kata Hinata pada dirinya sendiri, mencoba mencari alasan mengapa dan kenapa? Namun dia tetap tak menemukan jawabannya.
Dia membuang pandangannya ke jendela yang terbuka lebar memberi ruang pada angin mengisi kamarnya. Dia kemudian tersenyum sendiri, semalam memang menggeparkan.
“Aku juga merasakan kegemparan malam itu, karena kedatangan Naruto yang tiba-tiba lewat jendela pula. Dia membuat ku gempar dengan memintaku tidur di sampingnya, apa itu tidak gila?”
Naruto, Naruto. Kau memang sulit di tebak!
Tok! Tok! Tok!
Hinata tersentak dari pikirannya saat dia mendengar suara pintu kamarnya di ketuk.
“Masuk” kata Hinata mempersilahkan masuk. “Sasuke-san?” Hinata sedikit kaget mengetahui Sasuke yang mengetuk pintunya.
Begitu Sasuke masuk iris onyxnya mulai berkeliaran menyusuri seisi ruangan tempat Hinata di rawat.
“Apa ada yang bisa aku bantu?” tanya Hinata merasa aneh dengan kehadiran Sasuke di kamarnya.
“Apa Naruto ada disini?” tanya Sasuke menatap intens pada iris amethyst Hinata.
“Naruto? Dia tidak ada di sini, ta_____” entah Hinata merasakan ada yang salah dengan pertanyaan Sasuke, seolah ada yang menahannya untuk memberitahukan kejadian semalam pada Sasuke.
“Selama lima hari ini kami tidak bertemu”
“Baiklah, kalau begitu” balas Sasuke masih tetap meneliti seisi kamar Hinata.
“Jika dia datang padamu, tolong hubungi aku” lanjutnya seraya meninggalkan kartu nama di atas meja.
“Baik”
“Terimakasih, sebelumnya” ucap Sasuke seraya pamit pergi.
Apa, apa ini? kenapa Sasuke tiba-tiba mencari Naruto? Apa ada sesuatu yang terjadi pada Naruto? Bukannya semalam dia baik-baik saja, atau dia memang punya masalah. Hinata kembali membaca buku yang sempat dia lupakan, mencoba mengusir kekacauan di pikirannya.
Tok! Tok! Tok!
Lagi, Hinata menghentikan kegiatan membacanya. Kali ini dia mulai merasa terganggu dengan suara ketukan itu, siapa lagi yang mengetuk pintu kamarnya, semoga saja dia tidak datang membaw berita yang tak menyenangkan lagi.
Dreeeetttt!
Bersambung ........... ~
Jangan Lupa Like Share Follow Twitter Dan Menjadi Member di blog ini Untuk Mengetahui Posting terbaru dari Blog ini Dengan cara menekan tombol Join This site Oke ...

0 comments:
Post a Comment